Pemerintah Myanmar tampaknya masih tetap mensiagakan pasukannya didaerah perbatasan negaranya dengan Bangladesh, hal ini disusul oleh serangkaian serangan militan keberbagai desa diwilayah tersebut.
Sebanyak 200 personel militer Myanmar tampak masih disiagakan diperbatasan. Langkah ini pun langsung dikritik oleh Bangladesh ke PBB dimana ini bisa menjadi salah satu aksi intimidasi dan agresi. Badan pengungsi dari PBB sendiri juga tengah prihatin dengan banyak dan terus meningkatnya jumlah militer Myanmar di perbatasan mereka.
Diketahui dari Agen Referral setidaknya kurang lebih 200 personel telah dikerahkan dan disiagakan diperbatasan antara Myanmar - Bangladesh. Tempat tersebut tidak lain kita ketahui sendiri adalah tempat dan camp - camp pengungsi Rohingya.
Secara legal tanah ini memang masih berada dalam hukum Myanmar dan adalah milik mereka. Namun secara luas dikenal juga didaerah tersebut adalah tanah tak bertuan. Karena letaknya adalah diluar dari pagar perbatasan Myanmar.
Cek Juga : Ganti Akun PKV Games
"Kami bertindak berdasarkan informasi yang kami dapatkan mengenai terorisme, terutama Arakan Rohingya Solidarity Army (ARSA)," kata Juru Bicara Pemerintah Myanmar, Zaw Htay, dilansir dari laman Al Jazeera.
Htay berkata bahwa pengerahan ini adalah untuk melindungi warga mereka dari serangan - serangan dari berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. dan pengerahan ini sendiri tidak akan mengancam wilayah dari Bangladesh dan bukan bermaksud untuk menantang atau menentang Bangladesh.
Bangladesh sendiri sudah beberapa kali meminta Myanmar untuk menarik pasukan mereka dan membiarkan para pengungsi tersebut sampai ada tindakan lebih lanjut. Mereka memperingatkan kepada pasukan pengaman dari Myanmar untuk pergi dari tanah tak bertuan itu melalui pengeras suara. Situs Bandar Kiu Online Terbaik
Posting Komentar